The Miracles of the Namiya General Store / Namiya Zakkaten no Kiseki / ナミヤ雑貨店の奇蹟 

Director: Ryuichi Hiroki
Writer: Keigo Higashino (novel), Hiroshi Saito
Producer: Shinichiro Inoue, Naohiko Ninomiya, Hidehisa Chiwata
Cinematographer: Atsuhiro Nabeshima
Release Date: September 23, 2017
Runtime: 129 min.
Genre: Drama / Fantasy
Distributor: Kadokawa Pictures, Shochiku

- r e v i e w -
Rating : 6 / 10

Another time-slip movie again, I guess? Sejujurnya saya pribadi nggak begitu tertarik dengan cerita dengan tema utama time-slip, karena bila ada salah satu scene saja yang tidak digambarkan dengan benar dalam suatu film time-slip, maka hal itu akan mempengaruhi kejelasan cerita kejadian-kejadian selanjutnya dan sebelumnya.

Film berjudul Jepang Namiya Zakkaten no Kiseki ini bercerita tentang Atsuya (Ryosuke Yamada), Shota (Nijiro Murakami), dan Kohei (Kanichiro) yang melakukan perampokan dan berusaha kabur dengan bersembunyi di dalam bangunan kosong yang ternyata dulunya adalah sebuah toko kelontong. Akhirnya, mereka memutuskan untuk bermalam di situ sampai pagi. Menjelang tengah malam, ada surat yg masuk lewat pintu depan bangunan tersebut. Suratnya dialamatkan untuk Pak Namiya (Toshiyuki Nishida) dan isinya tentang keresahan-keresahan mereka pribadi sehingga mereka pun meminta saran kepada Pak Namiya.

Ajaibnya, surat-surat yg diterima oleh Atsuya dan kedua temannya bertanggal 32 tahun yg lalu. Atsuya dan kedua temannya kemudian memutuskan untuk membalas surat-surat tersebut.

Pada 45 menit awal film, saya mengira bahwa film ini akan dikemas dengan model omnibus (contoh: Zenin, kataomoi; Rectoverso; Paris Je T’aime) dengan potongan-potongan cerita pendek yg dikemas menjadi satu dan dihubungkan oleh suatu hal. Ternyata dugaan saya salah. Film yg diangkat dari novel berjudul sama ini bukan film omnibus, melainkan film bertemakan time-slip dengan alur maju mundur yg menurut saya penggambaran timeline-nya kurang jelas. Konflik yg terjadi pun masih membingungkan, sehingga saya menganggap bahwa film ini tidak memiliki klimaks yg membuat ceritanya cenderung datar dan kalem. Masih menurut saya juga, akan jauh lebih menarik bila film ini dieksekusi dengan model omnibus, sehingga cerita-cerita pendek yg terjadi tidak terpotong di tengah-tengah dan mempengaruhi timeline.

Sayang sekali bila film yg sarat akan makna dan berhasil membuat emosi penontonnya naik turun ini harus kehilangan keefektifan makna dan emosi itu sendiri karena masih terjerat dalam timeline yang membingungkan.

Meskipun begitu, aktor-aktor yg ikut andil harus diacungi jempol. Ryosuke Yamada tampil apik diiringi dengan chemistry yg kuat antara dirinya dengan Nijiro Murakami dan Kanichiro. Walau pun di akhir film kisah mereka dengan Little Puppy were cut short (sehingga kita tidak tahu bagaimana lanjutan cerita mereka), tapi saya cukup puas dengan credit roll yg menampilkan masa depan mereka. Toshiyuki Nishida pun mampu membius penonton dengan perannya sebagai Pak Namiya yg bijak, hingga Mugi Kadowaki sebagai Seri yang bersuara indah. Her voice is unexpectedly good!

Tapi menurut saya, spotlight untuk peran yg benar-benar merebut posisi di hati saya jatuh kepada Rio Suzuki yg berperan sebagai Seri kecil.

Aktingnya sebagai gadis kecil yg hidupnya penuh dengan tragedi, namun ia tidak putus asa begitu saja berhasil merebut posisi di hati saya. Lihat saja akting menangisnya dalam salah satu adegan di film ini. Sedih, bingung, takut, marah hingga perasaan berterimakasih jadi satu emosi yg kuat dan tergambar begitu jelas di raut wajahnya. Salut!

Sayangnya, ada beberapa teknik pengambilan gambar tipe very wide shot dan extreme wide shot yg menurut saya tidak perlu. Karena, selain resiko membuat orang salah fokus lebih tinggi, hal itu juga mengurangi keintiman adegan yang ada.

Overall, The Miracles of Namiya General Store masih apik dan sangat layak untuk ditonton. Karena tidak hanya bercerita soal fenomena keanehan time-slip, film ini juga berisi akan makna kehidupan, keresahan-keresahan yg akan silih berganti dalam hidup kita, dan bagaimana kita mengambil keputusan mengenai hal itu.

By : JDC's member (Naura)

The Miracles of the Namiya General Store (2017) Japanese Movie Review

The Miracles of the Namiya General Store / Namiya Zakkaten no Kiseki / ナミヤ雑貨店の奇蹟 

Director: Ryuichi Hiroki
Writer: Keigo Higashino (novel), Hiroshi Saito
Producer: Shinichiro Inoue, Naohiko Ninomiya, Hidehisa Chiwata
Cinematographer: Atsuhiro Nabeshima
Release Date: September 23, 2017
Runtime: 129 min.
Genre: Drama / Fantasy
Distributor: Kadokawa Pictures, Shochiku

- r e v i e w -
Rating : 6 / 10

Another time-slip movie again, I guess? Sejujurnya saya pribadi nggak begitu tertarik dengan cerita dengan tema utama time-slip, karena bila ada salah satu scene saja yang tidak digambarkan dengan benar dalam suatu film time-slip, maka hal itu akan mempengaruhi kejelasan cerita kejadian-kejadian selanjutnya dan sebelumnya.

Film berjudul Jepang Namiya Zakkaten no Kiseki ini bercerita tentang Atsuya (Ryosuke Yamada), Shota (Nijiro Murakami), dan Kohei (Kanichiro) yang melakukan perampokan dan berusaha kabur dengan bersembunyi di dalam bangunan kosong yang ternyata dulunya adalah sebuah toko kelontong. Akhirnya, mereka memutuskan untuk bermalam di situ sampai pagi. Menjelang tengah malam, ada surat yg masuk lewat pintu depan bangunan tersebut. Suratnya dialamatkan untuk Pak Namiya (Toshiyuki Nishida) dan isinya tentang keresahan-keresahan mereka pribadi sehingga mereka pun meminta saran kepada Pak Namiya.

Ajaibnya, surat-surat yg diterima oleh Atsuya dan kedua temannya bertanggal 32 tahun yg lalu. Atsuya dan kedua temannya kemudian memutuskan untuk membalas surat-surat tersebut.

Pada 45 menit awal film, saya mengira bahwa film ini akan dikemas dengan model omnibus (contoh: Zenin, kataomoi; Rectoverso; Paris Je T’aime) dengan potongan-potongan cerita pendek yg dikemas menjadi satu dan dihubungkan oleh suatu hal. Ternyata dugaan saya salah. Film yg diangkat dari novel berjudul sama ini bukan film omnibus, melainkan film bertemakan time-slip dengan alur maju mundur yg menurut saya penggambaran timeline-nya kurang jelas. Konflik yg terjadi pun masih membingungkan, sehingga saya menganggap bahwa film ini tidak memiliki klimaks yg membuat ceritanya cenderung datar dan kalem. Masih menurut saya juga, akan jauh lebih menarik bila film ini dieksekusi dengan model omnibus, sehingga cerita-cerita pendek yg terjadi tidak terpotong di tengah-tengah dan mempengaruhi timeline.

Sayang sekali bila film yg sarat akan makna dan berhasil membuat emosi penontonnya naik turun ini harus kehilangan keefektifan makna dan emosi itu sendiri karena masih terjerat dalam timeline yang membingungkan.

Meskipun begitu, aktor-aktor yg ikut andil harus diacungi jempol. Ryosuke Yamada tampil apik diiringi dengan chemistry yg kuat antara dirinya dengan Nijiro Murakami dan Kanichiro. Walau pun di akhir film kisah mereka dengan Little Puppy were cut short (sehingga kita tidak tahu bagaimana lanjutan cerita mereka), tapi saya cukup puas dengan credit roll yg menampilkan masa depan mereka. Toshiyuki Nishida pun mampu membius penonton dengan perannya sebagai Pak Namiya yg bijak, hingga Mugi Kadowaki sebagai Seri yang bersuara indah. Her voice is unexpectedly good!

Tapi menurut saya, spotlight untuk peran yg benar-benar merebut posisi di hati saya jatuh kepada Rio Suzuki yg berperan sebagai Seri kecil.

Aktingnya sebagai gadis kecil yg hidupnya penuh dengan tragedi, namun ia tidak putus asa begitu saja berhasil merebut posisi di hati saya. Lihat saja akting menangisnya dalam salah satu adegan di film ini. Sedih, bingung, takut, marah hingga perasaan berterimakasih jadi satu emosi yg kuat dan tergambar begitu jelas di raut wajahnya. Salut!

Sayangnya, ada beberapa teknik pengambilan gambar tipe very wide shot dan extreme wide shot yg menurut saya tidak perlu. Karena, selain resiko membuat orang salah fokus lebih tinggi, hal itu juga mengurangi keintiman adegan yang ada.

Overall, The Miracles of Namiya General Store masih apik dan sangat layak untuk ditonton. Karena tidak hanya bercerita soal fenomena keanehan time-slip, film ini juga berisi akan makna kehidupan, keresahan-keresahan yg akan silih berganti dalam hidup kita, dan bagaimana kita mengambil keputusan mengenai hal itu.

By : JDC's member (Naura)

No comments: