Ajin: Demi-Human / 亜人

Director: Katsuyuki Motohiro
Writer: Gamon Sakurai (manga), Koji Seko, Masahiro Yamaura
Producer: Akihiro Yamauchi, Yoshihiro Sato, Shinnosuke Usui, Haruyasu Makino
Cinematographer: Akira Sako
Release Date: September 30, 2017
Runtime: 109 min.
Distributor: Toho
Language: Japanese
Country: Japan

- r e v i e w -
Rating : 6 / 10

Katsuyuki Motohiro dalam filmnya kali ini yang diangkat dari manga yang berjudul “Ajin- Demi Human” .
“Seorang Ajin yang memberontak karena ingin menyelamatkan kehidupan umat Manusia” kira-kira itu adalahLogline dari film Ajin-Demi Human ini. Menceritakan bagaimana Kei Nagai (Takeru Satoh) yang bersikeras memberontak ajakan dari Sato (Ayano Gou)untuk melawan manusia karena rasa sakit hatinya akibat mereka telah dijadikan kelinci percobaan selama bertahun-tahun oleh pemerintah Tokyo. Sebuah film yang menggambarkan impresi sakit hati yang luar biasa yang digambarkan oleh Sato.

Pada saat selama saya menonton film ini,kemudian rasa keberpihakan  saya justru lebih kepada para Ajin, Sato dan para anak buahnya. Pasalnya, saya tidak mendapatkan alasan apapun “kenapa umat manusia harus dibela pada kasus ini?” walaupun film ini kemudian menggambarkan bagaimana seorang Ajin yang memberontak demi menyelamatkan umat manusia, hal itu kurang memberikan rasa empati saya terhadap manusia. Katsuyuki Motohiro tidak memberikan alasan itu. Lebih jelasnya, Nagai membela umat manusia tanpa adanya alasan yang jelas kenapa dia harus membela umat manusia yang sudah merampas Hak Asasi Manusia miliknya untuk bisa hidup menjadi manusia seutuhnya. Jika memang Nagai ingin memperjuangkan umat manusia karena alasan personal tentang mimpi yang ingin diraih dalam hidupnya, hal itu sangat kurang tergambar dalam film ini.

Sato dan Nagai sama-sama kehilangan Hak Asasi-nya untuk hidup sebagai manusia, tapi rasa benci yang mendalam dari Sato sangat terasa kuat dan tidak mampu diimbangi oleh alasan personal Nagai untuk membela umat manusia.
Yang mana pada akhirnya, karakter Sato disini mucul jauh mendominasi dari karakter Nagai. Pada dasarnya premis film ini sangat menarik, mengangkat tentang Hak Asasi Manusia. “Kehancuran umat Manusia yang diakibatkan oleh Hak Asasi Manusia yang dirampas”

Directing The Actor :
Katsuyuki Motohiro mentreatment keaktoran Ayano Gou dan Takeru Satoh dalam film ini dan beberapa karakter lainnya dengan sangat powerfull. Hal itu coba dimunculkan Motohiro dari impresi yang karakter rasakan, sebuah rasa sakit hati yang kemudian muncul ddan diinterpretasikan menjadi gesture dan gimmick yang sangat powerfull dan enerjik.

Directing The Camera :
Motohiro menghadirkan treatment kamera yang sangat dinamis di setiap scene. Movement yang juga powerfull untuk mengimbangi pergerakan karakter. Mayoritas size Shot yang digunakan Motohiro dalam film ini shot-shot yang dekat/medium, mungkin dalam treatmentnya, Motohiro juga tidak ingin melepaskan ekspresi yang dimunculkan dari setiap karakter atau tepatnya interpretasi rasa sakit hati yang digambarkan pada masing-masing karakter

Text Interpretation :
Ajin adalah impresi sebuah rasa sakit hati yang digambarkan dengan ketidakberdayaan seluruh umat manusia. Motohiro menggambarkan rasa sakit hati itu dengan interpretasi visual bom, ledakan, racun yang digambarkan dengan sangat besar dan menggebu-gebu. Walaupun ini termasuk dalam film Action, manurut saya Phase film Ajin ini termasuk film yang memiliki phase sedikit lambat untuk menjabarkan dan menyelesaikan konfliknya, karena dua karakter utama disini sama-sama memiliki konflik inner/batin yang harus mereka selesaikan sendiri.

by : JDC Member (Rie)

Ajin: Demi Human (2017) Japanese Movie Review

Ajin: Demi-Human / 亜人

Director: Katsuyuki Motohiro
Writer: Gamon Sakurai (manga), Koji Seko, Masahiro Yamaura
Producer: Akihiro Yamauchi, Yoshihiro Sato, Shinnosuke Usui, Haruyasu Makino
Cinematographer: Akira Sako
Release Date: September 30, 2017
Runtime: 109 min.
Distributor: Toho
Language: Japanese
Country: Japan

- r e v i e w -
Rating : 6 / 10

Katsuyuki Motohiro dalam filmnya kali ini yang diangkat dari manga yang berjudul “Ajin- Demi Human” .
“Seorang Ajin yang memberontak karena ingin menyelamatkan kehidupan umat Manusia” kira-kira itu adalahLogline dari film Ajin-Demi Human ini. Menceritakan bagaimana Kei Nagai (Takeru Satoh) yang bersikeras memberontak ajakan dari Sato (Ayano Gou)untuk melawan manusia karena rasa sakit hatinya akibat mereka telah dijadikan kelinci percobaan selama bertahun-tahun oleh pemerintah Tokyo. Sebuah film yang menggambarkan impresi sakit hati yang luar biasa yang digambarkan oleh Sato.

Pada saat selama saya menonton film ini,kemudian rasa keberpihakan  saya justru lebih kepada para Ajin, Sato dan para anak buahnya. Pasalnya, saya tidak mendapatkan alasan apapun “kenapa umat manusia harus dibela pada kasus ini?” walaupun film ini kemudian menggambarkan bagaimana seorang Ajin yang memberontak demi menyelamatkan umat manusia, hal itu kurang memberikan rasa empati saya terhadap manusia. Katsuyuki Motohiro tidak memberikan alasan itu. Lebih jelasnya, Nagai membela umat manusia tanpa adanya alasan yang jelas kenapa dia harus membela umat manusia yang sudah merampas Hak Asasi Manusia miliknya untuk bisa hidup menjadi manusia seutuhnya. Jika memang Nagai ingin memperjuangkan umat manusia karena alasan personal tentang mimpi yang ingin diraih dalam hidupnya, hal itu sangat kurang tergambar dalam film ini.

Sato dan Nagai sama-sama kehilangan Hak Asasi-nya untuk hidup sebagai manusia, tapi rasa benci yang mendalam dari Sato sangat terasa kuat dan tidak mampu diimbangi oleh alasan personal Nagai untuk membela umat manusia.
Yang mana pada akhirnya, karakter Sato disini mucul jauh mendominasi dari karakter Nagai. Pada dasarnya premis film ini sangat menarik, mengangkat tentang Hak Asasi Manusia. “Kehancuran umat Manusia yang diakibatkan oleh Hak Asasi Manusia yang dirampas”

Directing The Actor :
Katsuyuki Motohiro mentreatment keaktoran Ayano Gou dan Takeru Satoh dalam film ini dan beberapa karakter lainnya dengan sangat powerfull. Hal itu coba dimunculkan Motohiro dari impresi yang karakter rasakan, sebuah rasa sakit hati yang kemudian muncul ddan diinterpretasikan menjadi gesture dan gimmick yang sangat powerfull dan enerjik.

Directing The Camera :
Motohiro menghadirkan treatment kamera yang sangat dinamis di setiap scene. Movement yang juga powerfull untuk mengimbangi pergerakan karakter. Mayoritas size Shot yang digunakan Motohiro dalam film ini shot-shot yang dekat/medium, mungkin dalam treatmentnya, Motohiro juga tidak ingin melepaskan ekspresi yang dimunculkan dari setiap karakter atau tepatnya interpretasi rasa sakit hati yang digambarkan pada masing-masing karakter

Text Interpretation :
Ajin adalah impresi sebuah rasa sakit hati yang digambarkan dengan ketidakberdayaan seluruh umat manusia. Motohiro menggambarkan rasa sakit hati itu dengan interpretasi visual bom, ledakan, racun yang digambarkan dengan sangat besar dan menggebu-gebu. Walaupun ini termasuk dalam film Action, manurut saya Phase film Ajin ini termasuk film yang memiliki phase sedikit lambat untuk menjabarkan dan menyelesaikan konfliknya, karena dua karakter utama disini sama-sama memiliki konflik inner/batin yang harus mereka selesaikan sendiri.

by : JDC Member (Rie)

No comments: